Senin, 11 Juni 2018

Posko Mudik Lebaran 2018 ( 1439 Hijriyah )




Assalamualaikum Waruhmahtullohi Wabarokatuh...
Sampurasun...
Kulonuwun...

LAPORAN TERKINI ARUS MUDIK

Mulai pagi ini arus mudik mulai meningkat, terutama kendaraan roda dua dari arah Jakarta menuju Jateng dan Jatim.

Suasana sudah padat merayap ratusan ribu motor pemudik berbaur dgn kendaraan penduduk lokal.

Harap hati2 dan bersabar. Jika lelah istirahat di rest area atau posko sepanjang jalan Pantura.

Posko RAPI ( Radio Antar Penduduk Indonesia ) bersama Laskar Macan Ali Posko depan RUMAH SAKIT MITRA PLUMBON atau CIREBON GATE WAY PLUMBON,

Depan tiga Berlian perbatasan kota Cirebon dan di depan ktr. kec. Pangenan  terdapat Pos Pandu Relawan Mudik Laskar Agung Macan Ali Kesultanan Cirebon, silahkan mampir jika anda lelah atau butuh bantuan.
Fasilitas : tempat Istirahat, tim kesehatan, pijat refleksi, tim pandu dan tim mekanik, melayani dengan GRATISSSSSS.

Contacts :
HP / WA / SMS 08111671611 ( Mamo Prabhu Diaz  )
HP/WA/eS eM eS 0816641506 ( Ki Onto )

Freqwensi RAPI : 143.530 mhz

Terima Kasih
Kordinator :
- AKI ONTO
- AMAY BUTA MENDEK
- SUHU FIAN  MAHARESI
- ABI FURQON JEJER JATI

Kerjasama :
- PT. Keraton Mustika Nusantara Group
- Gerage Massengger
- RAPI
- LASKAR MACAN ALI

Kamis, 07 Juni 2018

MENGISI LIKURAN BULAN ROMADHON

Assalamualaikum
Selamat ibadah jumat berkah
Selamat ibadah puasa ramadhan
Untuk renungan.....
_Syaikh Mahir Al Mu’aiqily_, pemilik suara emas yang menjadi Imam Masjidil Haram memberikan 13 pesan penting kepada kita sebelum Ramadhan beranjak pergi agar bisa meraih keutamaan dan keberkahan _*malam Lailatul Qadar*_.
1. Sedekahkan kepada siapa saja setiap hari minimal Rp 1.000 dalam 10 malam terakhir ini sehingga apabila Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau menyedekahkan sebanyak Rp 1.000 selama 84 tahun atau Rp 1.000 x 365 hari x 84 tahun.
2. Kerjakan shalat sunah minimal 2 rakaat tiap malam sehingga jika Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau shalat 2 rakaat selama 84 tahun atau 2 rakaat x 365 hari x 84 tahun.
3. Bacalah surat Al Ikhlas minimal 3 kali setiap malam hingga apabila Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau mengkhatamkan Quran selama 84 tahun.
4. Bacalah tafsir surat Al-Qadar, dan pahami apa yang sesungguhnya terjadi pada Lailatul Qadar. Kau akan merasakan keagungan dan kekuatannya, insya Allah.
5. Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk memperbanyak amal shaleh dan beribadah semaksimal mungkin. Karena seluruh malam dari sepuluh malam terakhir seharusnya jadi targetmu. Bangunlah setiap malamnya. Jangan sampai kesempatan meraih Lailatul Qadar terlewati begitu saja.
6. Hafalkan doa malam Lailatul Qadar yang diajarkan oleh baginda Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasallam ini:
_*ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN, TUHIBBUL ‘AFWA FA’ FU’ANNI*_
(Ya Allah, Engkau maha pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku)
7. Sempatkan tidur siang (qaylulah) sejenak jika memungkinkan.
8. Jangan lupakan keluargamu! Nabi Muhammad senantiasa membangunkan para istrinya pada malam-malam ini. Anak-anak pun bisa diajak beribadah untuk beberapa saat, walau mungkin tidak selama orang dewasa. semangati dan berilah motivasi pada mereka!
9. Cara kita berpakaian dan mempersiapkan diri akan berpengaruh secara psikologis. Pakailah pakaian yang bagus dan wewangian yang syar’i ketika beribadah.
10. Jagalah perut agar tidak terlalu kenyang dan tidurlah segera setelah isya dan tarawih sekadar untuk menyegarkan diri. Lalu bangunlah untuk mendirikan sholat malam.
11. Seluruh ibadah di bulan Ramadhan ini bukan lah ajang untuk pasang status (misalnya : “Alhamdulillaah, nikmatnya bermunajat kepada-Nya malam ini” dsb) di Facebook atau media sosial lainnya. Biarlah itu jadi rahasia indah antara engkau dengan Allah.
12. Sabar adalah kunci untuk mendapatkannya. 10 malam terakhir mungkin akan sangat melelahkan. Di siang hari anda mungkin masih harus bekerja, sekolah atau aktifitas lainnya. Ini adalah saat untuk mengerahkan kesabaran semaksimal mungkin. Ingatlah Allah telah memberi kita kesempatan berharga (akan luasnya ampunan) yang mungkin saja tidak datang lagi.
13. Ini yang paling penting: Berbaik sangkalah pada Allah. Ketika bermunajat, ingatlah kau sedang meminta pada Raja Yang Maha Pemurah dan Pengampun. Jika kau berharap yang terbaik, Dia akan memberimu yang terbaik. Jangan ragu-ragu, yakinlah dan tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapan-Nya. Jangan biarkan keragu-raguan dan prasangka buruk menjauhkanmu dari-Nya

Semoga Bermanfaat Dan Barokah Serta Mempererat Tali Silaturahmi
Aamiin Aamiin Aamiin Yaa Raab Al Aamiin

( Ki ONTO )
Hp/WA ; 0816641506

Senin, 28 Mei 2018

Bhineka Tunggal Ika



Assalamualaikum Waruhmahtullohi Wabarokatuh...
Shaloom Eloihim...
Om Svastiastu...

Bismillahirahmanirrahim...

Dengan menyebut Nama ALLAH TUHAN Semesta Alam
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Ini adalah Jiwa Saya...
TUHAN namaMU disebut berbeda beda
Namun Hakekatnya ENGKAU adalah SATU

ENGKAU yang ada di dalam Setiap Hati Yang Suci
ENGKAU yang ada di dalam Setiap Nafas Kehidupan
ENGKAU yang tak tersentuh oleh akal pikiran...

Di Kuil,
Di Masjid
Di Gereja
Di Sinagog
Di Vihara
Di Pura

NAMAMU dipuja puja setiap saat setiap waktu
Namun...di Hati yang SUCI ENGKAU Bersemayam selalu walau tanpa pujian...

ENGKAULAH sumber dari segala CINTA KASIH,KEHIDUPAN,PENCERAHAN dan KEBERUNTUNGAN

Salaam Hormat,Peluk Cium;
Ki ONTO NOGO RODJO
( Agus Setiawan Wongso Sentono )

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

Hanya ada satu agama, agama Cinta;
Hanya ada satu bahasa, bahasa Hati;
Hanya ada satu kasta, kasta kemanusiaan;
Hanya ada satu hukum, hukum Karma;
Hanya ada satu Tuhan, Dia Mahahadir

Minggu, 20 Mei 2018

Hamayu Hayuning Bhuwono



Tuhan itu satu; satu-satunya. Dalam kata 'Bharata' ada tiga huruf; 'Bha', 'Ra' dan 'Ta'. 'Bha' berarti 'Bhagavantha' atau Tuhan, 'Ratha' adalah orang yang menikmati sukacita Allah, orang yang mengasihi Tuhan dan memperoleh kebahagiaan dan sukacita di dalamnya. Mereka yang mengasihi Tuhan, dan memperoleh sukacita dan kebahagiaan dari Tuhan adalah Bharatheeyas atau Indian. Hanya ada satu Kebenaran - sarjana, orang bijak menyebutnya dengan nama yang berbeda. Anda dapat menyembah Tuhan dalam banyak nama dan bentuk tetapi prinsip Ilahi adalah satu dan sama. Berbagai agama seperti sekolah sains, pengetahuan atau kebenaran yang diajarkan di semua sekolah ini adalah satu dan sama.

Maka dari itu CINTAILAH TUHAN ALLAHmu dengan segenap hatimu dan segenap akal budimu,dan cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu
serta jaga dan peliharalah seisi alam semesta,hidup rukunlah dengan para mahluk mahluk TUHAN ( apapun dan siapapun mereka adah saudara kita,saudara sesama mahluk TUHAN,sesama Ciptaan TUHAN semesta Alam )

HAMAYU HAYUNING BHUWONO
ANGGAYUWA SIRA MARING KALUHURAN

Semoga Bermanfaat dan Barokah Serta Mempererat Tali Silaturahmi,
Aamiin Aamiin Aamiin Ya Raab Al Aamiin

Salaam Rahayu;
KI ONTO NOGO RODJO
( Agus Setiawan Wongso Sentono )
Hp/WA ; 0816)41506


Jumat, 11 Mei 2018

JIWA JAWI



KERIS MANIFESTASI "JIWA JAWI"


Disini tidak akan membenarkan dan menyalahkan apa yang sudah terjadi dalam pemahaman soal keris dan tosan aji lainnya. Yang pantas dicari adalah bagaimana budaya keris atau tosan aji itu memberikan manfaat bagi kehidupan kita bersama. Oleh karena itu, sekedar mau menyodorkan sebuah peringatan nenek moyang yang berbunyi "Janjine dudu jimat keramat, ananging angunging Gusti Kang Pinuji"
Keris bukan sebagai jimat, tetapi lebih sebagai piyandel (harapan, doa, dan kepercayaan), sebagai sarana memuji dan memuja Sang Pencipta. Intinya keberadaan keris tersebut harus berguna bagi masyarakat.
Singkat ceritanya keris adalah ilmu dan dipandang sebagai sebuah manifestasi 'Semangat hidup dan kearifan Jawa', Jiwa Jawi. Jawa berasal dari kata "Javana" yang bearti kearif-bijaksanaan. Kata keris berasal dari mangker karana aris artinya mundur dengan bijaksana maksudnya mundur dari dunia ini dengan
bijaksana. Oleh karena itu menggeluti dunia keris seharusnya bergulat dengan membaca alam, membaca diri, dan membaca kehendak Sang Pencipta.
Keris merupakan simbol pribadi, piyandel, sipat kandel, dan ini merupakan kepercayaan yang tidak bisa digugat dalam dunia perkerisan. Keris mempunyai makna dan isi, pertama-tama yang harus disadari adalah
keris itu berisi piwulang-wewarah, nasehat untuk hidup dengan baik dan benar (harapan agar manusia menjadi arif dan bijaksana).
Keinginan manusia pada dasarnya hanyalah satu yaitu menuju Sang Pencipta, dan di dalam keris itulah diungkap filsafat sangkan paraning dumadi (asal manusia lahir dan kemana tujuan hidupnya), sangkan paraning pambudi (berupaya mencapai tujuan hidup dengan ilmu) atau Manunggaling Kawula Gusti (upaya menuju arah tujuan hidup). Oleh karenanya secara fisik keris menggambarkan dan menggoreskan harapan sekaligus nasehat agar manusia senantiasa bertindak dan bersikap seperti yang digambarkan oleh keris. Gambaran itu diadopsi di dalam dapur, pamor, juga racikan yang tertera dalam keris. Keris dengan luwes menggambarkan upaya/usaha manusia untuk menuju Sang Pencipta.
Keris ada yang lurus dan ada yang lekuk hal ini menggambarkan suatu semangat Teguh dalam niat, luwes dalam pelaksanaannya artinya manusia diminta bijaksana dalam menjalani hidupnya, luwes dan tidak kaku. Ketajaman keris dimaksudkan bukan untuk perang melawan orang lain, tetapi untuk memerangi diri sendiri, keris bukan untuk membunuh tetapi digunakan untuk melindungi diri dimana hal ini sangat sulit untuk dipisahkan/dibedakan jika seseorang sangat ingin berkuasa, maksudnya adalah kemampuan untuk mengendalikan nafsu dalam diri sendiri.
Lalu dimana letak magis keris? Di dalam filsafat Jawa digoreskan Bapak (wong tuwo) tapa, anak nampa, putu nemu, buyut katut, canggah kesrambah maksudnya jika ayah (orang tua) hidup prihatin dan anak, cucu, cicit, dan canggah yang akan menerima kebahagiaan. Keprihatinan yang diwujudkan dalam benda yang pengerjaannya dilakukan oleh seorang Empu dengan bermati raga dan bertapa selama paling tidak 3 bulan tentu memberikan daya yang sangat kuat yang terekam di dalam mantra yang terpatri dalam godaman sang empu lewat pembakaran dan penempaan yang terus menerus dalam keprihatinan yang mendalam.
Doa yang terlantun dari empu yang berupa mantra-mantra ibarat kaset yang diputar dan terekam di dalam keris dan tosan aji. Kaset itu bisa diputar balik apabila yang mempunyai keris tahu cara memutarnya. Oleh
karena itu dalam dunia perkerisan ada laku/ritual yang harus ditempuh seseorang apabila hendak membeli keris. Membeli keris memang dengan uang, tetapi ada yang lebih penting dari itu, yaitu dengan laku keprihatinan, laku yang sangat umum adalah Tyas manis kang mantesi, ruming wicara kang mranani, sinembah laku utama ( Hati yang baik yang selalu mengemuka, keharuman pembicaraan yang senantiasa menarik, ditambah laku keutamaan ). Tanpa laku itu keris tidak akan bermakna. Keris yang handal butuh laku yang handal pula, oleh karena itu meski kita mempunyai keris Gajah Mada sekalipun tanpa laku yang memadai keris itu tidak akan berguna, lantaran tidak bisa dihidupkan daya magisnya. Walaupun keris iu dalam eksoterinya kurang berkelas, tetapi jika disertai laku luhur pemiliknya, maka boleh jadi keris itu akan bermakna bagi hidup pemiliknya.
Inilah selintas pemahaman keris sebagai manifestasi Jiwa Jawi yang tidak sekedar bermuatan etnis Jawa, tetapi Jawa dalam arti Javana yaitu kearif-bijaksanaan

Wesi Aji



Assalamualaikum Waruhmahtullohi Wabarokatuh...
Shaloom Eloihim...
AUM Swastiastu...
Salaam Sejahtera...

Dengan mengucap BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
perkenankanlah Saya KI ONTO ( KI ONTO NOGO RODJO )
Atau Mas AGUS SETIAWAN WONGSO SENTONO
mewedhar sedikit mengenai WESI AJI...

B E S I

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Q.S Al-Hadid ayat: 25)
Besi Keris adalah bahan logam terpenting dalam pembuatan Tosan Aji (keris, tombak, pedang, dan senjata pusaka lainnya). Bangsa Indonesia mengenal logam besi tanpa melalui zaman perunggu, itulah sebabnya di Indonesia banyak ditemukan berbagai perkakas besi, namun jarang yang terbuat dari perunggu. Pasir besi mudah dijumpai di pulau Jawa sehingga sebagian penduduknya menjadi penempa yang mahir. Seni tempa di Indonesia tidak mungkin memiliki kualitas tinggi seperti sekarang jika tidak tersedia bahan dan pengetahuan akan besi yang luas.
Pengetahuan orang Jawa menyangkut besi keris tidak terbatas pada penempaan besinya saja, tetapi juga pembedaan senyawa besi satu sama lainnya. Ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan modern, ilmu ini memang tidak tergolong ilmiah. Raden Ngabehi Ronggowarsito, pujangga besar Keraton Surakarta pada abad 19 juga mencoba membuat catatan mengenai berbagai jenis besi bahan tosan aji yang dikenal oleh para ahli tosan aji Surakarta. Walaupun ditulis seorang pujangga, catatan itu pun masih sulit dimengerti orang-orang di zaman ini.
Di bawah ini adalah beberapa jenis besi menurut catatan beliau, antara lain :
Besi Karangkijang, energinya dingin dan sabar.
Besi Pulosani, manfaatnya untuk kewibawaan, dapat kaya, dan keriernya baik.
Besi Mangangkang (wadon/betina), manfaatnya kalau dibawa pergi mudah dapat rejeki.
Besi Walulin, manfaatnya yang punya selalu sehat kuat, dalam bidang pertanian subur tanamannya, dihormati orang banyak, dan dapat berbuat tegas dalam menyelesaikan perkara.
Besi Katub, manfaatnya cocok untuk pedagang, apa yang dikehendaki dapat tercapai, dan juga untuk keselamatan.
Besi Kamboja, manfaatnya untuk kewibawaan, disegani orang banyak, kariernya baik. Tetapi tidak boleh berbuat jahat, kalau melanggar mendapat celaka.
Besi Ambal, manfaatnya dapat menarik keris lain.
Besi Winduaji, manfaatnya untuk keselamatan.
Besi Tumpang, manfaatnya untuk kewibawaan dan daya pesona.
Besi Werani (magnet?), manfaatnya untuk mencapai pangkat tinggi, kaya raya, dan sukses dalam kepemerintahan.
Besi Walangi (pelangi), manfaatnya dapat lancar untuk mencari sandang pangan, juga untuk penghasihan, dan jangan untuk usaha simpan pinjam.
Besi Terate, manfaatnya dicintai oleh wanita, dan keselamatan.
Ilmu besi keris orang Jawa tidak mengunakan ukuran dan tolak ukur yang bersifat ilmiah, melainkan mengunakan kepekaan perasaan dan panca indera. Zaman dahulu mereka membedakan berbagai jenis besi dengan mengamati, mendengar bunyinya, atau dengan merabanya. Karena itulah ilmu besi tradisional ini sukar dipelajari dan dibuat catatannya. Dalam catatan “Serat WesiAji” terbitan De Blik-sem Solo tahun 1982 dijelaskan ilmu pembagian besi menurut Empu yang umum digunakan saat itu untuk membuat senjata atau benda pusaka (Tosan Aji).
Berikut adalah besi-besi yang dimaksud dalam catatan tersebut :
Besi Karangkijang, adalah besi yang seratnya sepeti air laut. Inilah “pendeta“-nya besi, warna hitam kebiruan, jika dijentik berbunyi ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuah besi ini dingin dan ampuh.
Besi Pulasani, adalah besi yang seratnya seperti batu asih (?) warnanya hijau keperakan (Jawa: nyamberlilin), jika dijentik bunyinya Gurrr… Tuahnya tulus, membawa rejeki dan derajat, baik digunakan sebagai bahan pusaka.
Besi Mengangkang, adalah besi yang seratnya polos, berwarna hitam keunguan. Jenis besi ini ada dua macam, mengangkang laki-laki jika dijentik bunyinya Drungngng… (gemanya panjang). Tuahnya baik sekali yakni menambah wibawa. Mengangkang perempuan jika dijentik bunyinya ambrengengeng seperti suara lebah terbang. Tuahnya disayang orang sekelilingnya dan membawa rejeki.
Besi Walulin, adalah besi yang seratnya seperti pasir malela (ada kristal yang mengkilat di permukaannya), warnanya kebiruan, bila dijentik bunyinya Gung… bergetar. Penampilannya akas (berkesan kering). Tuahnya yakni dihormati orang banyak, baik untuk berternak.
Besi Katub, adalah besi yang seratnya seperti rambut, warnanya hitam kehijauan, mengkilat, kalau dijentik bunyinya Kung, ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuahnya yakni untuk kekebalan dan baik untuk pedagang.
Besi Kamboja, adalah besi yang warnanya keputihan, seratnya seperti gadung gemerlapan. Jika dijentik bunyinya Tong-ngong…nging (panjang). Inilah “putri“-nya besi, pemiliknya tidak boleh berzina. Tuahnya yakni dihormati orang banyak.
Besi Welangi, adalah besi yang konon berasal dari lautan, warnanya kuning kehijauan. Jika dijentik bunyinya Nging…amberengengeng sepeti suara lebah terbang. Tuahnya untuk keselamatan dan mudah mencari rejeki, tetapi tidak boleh membungakan uang.
Besi Ambal, adalah besi yang berwarna biru kemerahan, konon berasal dari batu gunung. Kalau dijentik bunyinya ambrengengengeng bergetar. Jika dipakai sebagai bahan pembuatan keris, besi ambal ampuh dan bisa “menarik” pusaka lainnya.
Besi Tumpang, adalah besi yang digelari “kuncinya besi“. Warnanya biru keunguan, jika dijentik bunyinya Jrung… gaungnya panjang. Tuahnya baik untuk kesaktian dan kewibawaan.
Besi Windudadi, adalah besi yang konon katanya berasal dari tengorokan Sang Hyang Mundikbrata, tidak tenggelam dalam air (?) dan warnanya biru bagaikan kaca (?), kalau dijentik bunyinya Dung… Tuahnya untuk kekuatan dan keteguhan.
Besi Werani, adalah besi yang konon katanya berasal dari gunung Srandil, warnanya hitam keungunan bagaikan bunga Teleng, kalau dijentik bunyinya abrengengengeng… bagai suara lebah terbang. Tuahnya sangat ampuh; kalau pemiliknya tergolong kuat; pangkat dan derajatnya cepat meningkat, kalau tidak kuat malah meyebabkan melarat.
Besi Terate, adalah besi yang warnanya hitam seolah berlumut, konon katanya berasal dari batu asih (?). Kalau dijentik bunyinya ambrengengeng bagai suara lebah terbang, berkahnya jauh dari fitnah dan mudah didekati wanita.
Besi Malela Ruyung, konon asalnya dari batu cendani (?). Warnanya putih kebiruan, berserat seperti rambut. Kalo dijentik berbunyi Preng… bergetar. Tuahnya untuk menambah kebranian dan keteguhan iman.
Besi Balitung, ada dua jenis. Yang baik besinya berasal dari batu, berwarna hitam agak keunguan. Jika dijentik bunyinya Ting… panjang. Tuahnya baik untuk nelayan. Sedangkan yang buruk warnanya agak keruh, jika dijentik bunyinya Ngeng, pendek. Tuahnya buruk menyebabkan melarat.
Besi Kenur, adalah besi yang berwarna hitam mengkilat bagai bulu burung gagak. Jaka dijentik bunyinya Srung…Ambrengengeng. Tuahnya baik untuk berdagang dan menyimpan uang banyak.
Besi Malela Kendaga, kadang juga disebut besi Loya. Bila dijentik bunyinya Tung… Tuahnya baik untuk menambah keberanian dan menjaga keteguhan iman.
Besi Tumbuk, konon berasal dari Sailan. Warnanya putih kekuningan gemerlap bagai batu karang. Jika dijentik bunyinya Gong…ambrengengeng. Tuahnya baik untuk menyimpan harta serta ditakuti jin dan setan.
Ketujuh belas jenis besi diatas tergolong besi yang baik digunakan dalam bahan pembuatan senjata pusaka. Selain itu ada juga jenis-jenis besi yang tergolong buruk. Besi yang dianggap buruk untuk bahan pembuatan pusaka adalah besi Kantet, besi Malik, besi Kelengan, dan besi Enuh. Jelas bahwa pembagian jenis-jenis besi diatas tidak ada kaitannya dengan ilmu metalurgi. Bahkan bisa jadi yang disebut “besi” oleh nenek moyang kita dulu tidak harus besi murni (Fe, ferrum) yang kita kenal sekarang. Mungkin beberapa jenis logam yang lain juga disebut besi

Rabu, 09 Mei 2018

HARI KENAIKAN ISA AL MASIH




SELAMAT HARI KENAIKAN ISA AL MASIH ( JESUS CHRIST )
10 MEI 2018

SEMOGA DAMAI DAN SUKACITA BESERTA PADA KITA HINGGA SELAMA LAMANYA...AAMIIN

#KiOnto

Wisata Religi Berbasis Masjid









Assalamualaikum Waruhmahtullohi Wabarokatuh,
Bismillahirahmanirrahim,Alhamdulillahirrabil  Al Aamiin,
Sholu Ala Sayidinna Muhammad Wa Ala Ali Muhammad.

Pada Hari Sabtu Tanggal 9 Mei 2018 atau tepatnya pada 19 Sya'ban 1439 Hijriyah
Bertempat di Bangsal Pagelaran Kraton Kasepuhan Kasultanan CIREBON Kota Wali diadakan Simposium mengenai Wisata Religi Berbasis Masjid ( dengan Motto "Dimakmurkan Masjid Memakmurkan Masjid" )

Acara yang diselenggarakan oleh Kraton Kasepuhan Kasultanan Cirebon Kota Wali dengan DMI ( Dewan Masjid Indonesia ) mempelopori Wisata Religi yang berbasis Masjid.
Di Wilayah Cirebon ( Kabupaten dan Kota ) ada 22 ( Dua Puluh Dua ) Masjid Kuno yang Harus Dijaga,dilestarikan juga sangat Berpotensi sebagai destinasi Wisata Religi,yang mana masjid masjid tersebut merupakan cagar cagar Budaya yang tentunya dilindungi oleh Negara.

Cirebon memang kaya akan situs situs religi serta situs situs "Buyut" ( situs bersejarah para Leluhur ).

Acara dihadiri oleh Sultan Sepuh ke 14 PRA.ARIEF NATADININGRAT,WAKAPOLRI Komjen.Pol.Syafruddin sebagai Wakil Ketua DMI ( Dewan Masjid Indonesia ),Wakapolda Jabar,Wargi Jati,Laskar Macan Ali,Insan Pers,Plt Walikota serta Berbagai Elemen Masyarakat.

Dengan Harpan Peningkatan Kunjungan Wisata ke Indonesia,terutama Wisata Ziarah serta Wisata berbasis Religi ke Cirebon Kota Wali alangkah baiknya kita bersama sama bergotongroyong bekerjasama bahu membahu menjaga serta melestarikan keindahan,ketertiban,kenyamanan,serta keamanan Indonesia terutama CIREBON Kota Wali.

Karen itu situs situs "Buyut" Wajib kita jaga,karen ADANYA KITA KARENA ADANYA PARA BUYUT atau PARA LELUHUR

Semoga Acara Tersebut Bermanfaat dan Barokah serta Mempererat Tali Silaturahmi,
Aamiin Aamiin Aamiin Yaa Raab Al Aamiin...

Salaam Hormat;
KI ONTO NOGO RODJO
( Agus Setiawan Wongso Sentono )
Hp/WA ; 0816641506



Malam Nisfu Sya'Ban







ACARA PERINGATAN MENYAMBUT MALAM NISFU SYA'BAN 1439 HIJRIYAH
di KRATON KASEPUHAN KASULTANAN CIREBON dan KRATON KACIREBONAN KASULTANAN CIREBON

Bacaan Teks Lafadz Doa Malam Nisfu Sya'ban Lengkap Arab Latin 2018 - Sebentar lagi kita akan memasuki bulan syaban atau ada juga orang bilang buan rewah yang mana pada bulan itu umat islam biasa mengadakan ritual keagamaan, apalah arti nisfu sya'an yaitu pertengahan bulan syaban atau tanggal 15 dengan memperbanyak amalan seperti membaca surat yasin, sholat tasbih, sholat taubat, namun apakah ada niat shalat nisfu sya'ban? sebetulnya niat itu cukup dengan niat sholat taubat, tasbih atau sholat mutlak, dengan harapan kita mendapatkan fahala dari Alloh SWT, dan setelah itu di akhiri dengan bacaan doa yang biasanya khusus di baca pada malam itu dengan kata lazimnya doa malam nisfu sya'ban.

Maka untuk itu kami di sini akan melanjutkan kembalai dari postinga sebelumnya yaitu amalan malam nisfu syaban dan keutanaannya serta bacaan niat puasa nisfu sya'ban, dengan postingan selanjutnya yaitu bacaan doa malam nisfu syaban arab latin lengkap dengan artinya. karena mungkin di antara teman-teman kita ini ada yang masih belum hapal atau mungkin lupa lagi atas bacaan doa tersebut maklum kita di bacanya cuma satu kali dalam satu tahun.

Dengan hal seperti itu alangkah baiknya kalau kita sebelum tiba pada waktunya sudah benar-benar hapal bahkan sampai diluar kepala hapalan kita doa nisfu sya'ban, tinggal nanti kita baca dengan di sertai hati yang khusu tawadlu dan ikhlas dihadapan Alloh SWT. sebagai mana bacaan doanya seperti dibawah ini:
Bacaan Doa Nisfu Syaban Arab Lengkap Dengan Artinya

Doa Nisfu Syaban Bahasa Arab Latin Dan Artinya

Dibawah ini merupakan doa nisfu syaban dalam bahasa arab dan juga artinya :
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ

ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WAL IN AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SAIIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AADHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYABAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ANNII MINAL BALAA I MAA ALAMU WA MAA LAA ALAM WA ANTA ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

Artinya:  Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin.

Itulah Yang dapat Kami sampaikan mengenai bacaan doa nisfu syaban arab latin lengkap dengan artinya, begitu juga kami sajikan niat puasa senin kamis, doa selamat dunia akherat, bacaan doa setelah sholat tasbih, doa bulan ramadhan, ucapan ramadhan , doa menyambut ramadhan, doa niat berbuka puasa,  doa qunut shalat subuh , pengertian doa menurut bahasa dan msih banyak lagi yang lainnya. makanya terus update disini. Semoga dengan adanya artikel kiami ini ada manfatnya bagi kita semua dan kita bisa melaksanakan tepat pada waktunya

SEMOGA BERMANFAAT DAN BAROKAJ SERTA MEMPERERAT TALI SILATURAHMI,
AAMIIN AAMIIN AAMIIN YAA RAAB AL AAMIIN
( BARAKALLAH FII UMRIK )
Salaam Rahayu;
KI ONTO NOGO RODJO
( Agus Setiawan Wongso Sentono )
Hp/WA; 0816641506



Rabu, 04 April 2018

Gunung Ciremai


Assalamualaikum Waruhmahtullohi Wabarokatuh...
Shaloom Eloihim...
AUM Swastiastu...
Rahayu...

Bismillahhirahmanirrahim...
Segala Puji Bagi ALLAH SWT ( TUHAN Semesta Alam )
Shalawat Serta Salaam kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
Salaam Hormat kepada Para Buyut,Para Sesepuh,Poro Leluhur,kedua Orang tua...

Berikut Info Mengengai GUNUNG CIREMAI
yang ada di Tlatah Kab.CIREBON,Kab.KUNINGAN,Kab.MAJALENGKA

Misteri Gunung Ciremai
Gunung Ciremai yang berketinggian 3078 meter di atas permukaan laut memiliki banyak jenis tumbuhan. Mulai dari pohon pinus, pohon seruni, dan dan pohon kopi. Jenis margasatwa pun banyak berkeliaran. Dari sekian banyak tumbuhan dan jenis burung ada beberapa hewan yang dipercaya mempunyai kekuatan mistik. Mendekati puncak, banyak beterbangan ayam alas dengan bulunya yang bersih mengkilat. Gunung Ciremai identik dengan Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo, penyebar Islam di Jawa Barat.
Sekitar tahun 1521-1530, Sunan Gunung Jati diyakini bertapa di puncak Ciremai. Ketika itu, bangsa Portugis begitu kuat menekan para ulama, pejuang, dan rakyat kecil. Menjelang peperangan, Sunan Gunung Jati naik ke puncak Ciremai bertapa, menyendiri dan bermunajad kepada Tuhan. Tempat tapa dan pertemuan para wali itu bernama Batulingga dan diyakini oleh masyarakat Cirebon sebagai tempat ngalap berkah memberi manfaat dan membantu orang-orang yang dalam kesulitan.
Nyi Linggi dan Macan Tutul
Satu misteri yang selalu menjadi perbincangan masyarakat sekitar Gunung Ciremai adalah misteri Nyi Linggi dan dua macan kumbang. Menurut Maman, salah satu juru kunci Ciremai, setelah Sunan Gunung Jati tidak bertapa di Batulingga, maka Nyi Linggi datang ke tempat tersebut menggantikan Sunan Gunung Jati.
Namun kedatangan Nyi Linggi ke Batulingga tidak sendirian, ia ditemani oleh dua binatang kesayangannya yaitu macan tutul. Kedatangan Nyi Linggi ke Batulingga ingin mendapatkan ilmu kedigdayaan. Tapi sayangnya Nyi Linggi gagal memperoleh ilmu yang diinginkan. Nyi Linggi meninggal dunia di Batulingga sementara dua temannya yaitu macan tutul hilang entah ke mana. Kabarnya masyarakat setempat menemukan mayat Nyi Linggi. Kejadian aneh sering terjadi di sekitar Batulingga, yaitu sosok Nyi Linggi dan dua macan tutul sering menampakkan diri.
Cikal Bakal Nenek Moyang
Selain sebagai tempat bertapanya Sunan Gunung Jati, ternyata Gunung Ciremai sejak ribuan tahun silam telah dihuni oleh manusia purba. Masyarakat Kuningan dan sekitarnya terutama mereka yang hidup di kawasan kaki Gunung Ciremai merasa bangga. Mereka yakin bahwa asal-usul orang-orang Jawa Barat datangnya dari Gunung Ciremai. Keyakinan tentang hal ini diperkuat oleh ditemukannya beberapa benda bebatuan yang diyakini zaman Batu Besar. Umurnya sekitar 3.000 tahun Sebelum Masehi.
Pada tahun 1972 ditemukan batu besar berbentuk peti mati. Penemuan itu mengandung makna bahwa di kaki Gunung Ciremai telah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun Sebelum Masehi. Dipercaya pula bahwa arwah nenek moyang berkumpul dan sering menampakkan diri. Para ahli peneliti sepakat bila wilayah Kuningan Gunung Ciremai merupakan tempat bermukim manusia tua usia. Mereka memuja arwah nenek moyang untuk meminta berkah kesuburan tanah, kemakmuran, dan kesejahteraan.
Injak Bumi Hindari Hantu
Maman (juru kunci Ciremai yang mengantar posmo ke puncak Ciremai) selalu menghentikan langkahnya dan mengucapkan Assalamualikum ketika memasuki pos. Menurut Maman, jika ingin selamat dan tidak diganggu oleh dedemit nakal injak bumi sebanyak tiga kali lalu ucapkan salam. Ini bermakna bahwa penghuni pos atau dedemit penguasa tidak merasa tersinggung oleh datangnya manusia. ‘’Di sini (Ciremai) banyak manusia jadi korban. Tidak hanya manusia yang mati, tapi juga kuda. Mereka tidak kuat melaksanakan tugas yang dibebankan penjajah Belanda, hingga menemui ajalnya,’’ kata Maman.
Misteri Jalak Hitam
Ketika perjalanan sudah mencapai Pengalap atau pos VI, berarti pendakian telah mencapai separuh. Dan harus berhati-hati jika sudah memasuki Pengalap atau pos VI. Pengalap berarti jemputan. Di pos Pengalap setiap pendaki akan didatangi dua binatang yang sampai sekarang masih misteri keberandaannya, yaitu Jalak Hitam dan Tawon Hitam.
Maman yang mengaku naik ke puncak 3 kali setiap bulan, sampai sekarang mengaku belum tahu mengapa Jalak Hitam selalu mengiringi pendaki dari Pengalap ke Seruni. Dan, juga Tawon Hitam yang selalu datang mengganggu. Pengasinan berarti asin. Khusus bagi masyarakat Linggarjati bermakna bahwa siapa saja yang ingin mencapai puncaknya dengan cepat dan selamat sampai di rumah diharuskan membawa ikan asin.
Enam Belas Jam Menuju Puncak
Gunung Ciremai diapit dua kabupaten yaitu Kuningan sebelah timur dan Majalengka sebelah barat. Untuk mencapai puncak Ciremai bisa melalui tiga jalur yaitu Linggarjati dari arah timur, Pelutungan dari arah selatan, dan Majalengka dari arah barat. Medan paling berat dan menguras tenaga dan juga sangat berbahaya adalah jalur dari sisi timur melewati Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Jarak tempuhnya kurang lebih 8 km, 90 persen jalannya terjal.
Gunung Ciremai termasuk salah satu gunung paling berat di tanah Jawa. Masyarakat setempat dan juga para pendaki menyebutnya jalur maut. Untuk mencapai puncaknya butuh waktu sekitar 12 sampai 16 jam perjalanan. Tergantung kekuatan fisik pendaki. Gunung Ciremai memang tidak terlalu tinggi, hanya 3.078 mdpl. Namun start pendakian dimulai dari ketinggian sekitar 750 mdpl, maka perjalanan cukup panjang.
Dengan demikian, sisa perjalanan menuju puncak Ciremai sekitar 2.350 meter garis vertikal atau sekitar 8 km melalui jalur. Perlu diketahuil, dari semua gunung yang ada di tanah Jawa hanya Gunung Ciremai-lah yang start pendakiannya dimulai dari ketinggian 750 mdpl. Jalur dakinya tidak ada jalan datar, 90 persen berjalur terjal dan sudut kemiringannya antara 70 sampai 80 derajat.
Pantangan di Gunung Ciremai
Menurut juru kunci gunung, pantangan di Gunung Ciremai tidak boleh mengeluh, memegang lutut, kencing dan buang air besar sembarangan. Setiap memasuki pos diharuskan mengucapkan salam sebagai tanda minta izin masuk dan pertanda kesopanan. Menurut Maman, setiap pos yang jumlahnya 12 pos banyak dihuni dedemit. Ucapan salam tidak hanya ketika datang tapi juga saat meninggalkan gunung.
Diposkan oleh 'blog penasaran' di 08.59
Gunung Ciremai juga terkenal dengan mitos Nini Pelet.
Pelet itu berasal dari nama seorang tokoh legendaris, ialah Nini Pelet dari gunung Ciremai Cirebon, dan Mbah Buyut Pelet dari Pajajaran.
Jadi istilah Pelet yg bertujuan untuk menarik pujaan hati,
ialah berasal dari istilah ketenaran seorang tokoh yg ilmunya sangat hebat dalam bidang percintaan, yg dalam hal ini ialah kedua tokoh dari Sunda tersebut
Spirit dari Nini Pelet, ialah Djinn Quraesin dari Rawa Onom Banjar Parahyangan zaman Prabu Selang Kuning, sebagian berpendapat dewi quraesin ini bukan dari rawa onom tapi bertempat di kaki gunung ciremai .
Dewi Quraesin dan Nyi Pelet itu dapat dikalahkan keilmuannya oleh Ki Buyut Mangun Tapa dari Cirebon keturunan Mbah Kuwu Cakrabuana dan Kitab Ilmu Pelet Dewi Quraesin dapat direbut oleh Ki Buyut dan dipelajari juga disempurnakan dengan keilmuan hikmah. Sehingga Ilmu Pelet Jaran Goyang sekarang terbagi menjadi 2 silsilah dan khodam ada yang berasal dari Nini Pelet dan Dewi Quraesin ada yang berasal dari Ki Buyut Mangun Tapa.
JALUR PENDAKIAN GUNUNG CIREMAI
Jalur Linggarjati
Jalur pendakian dari Linggarjati ini sangat jelas, karenanya menjadi pilihan utama para pendaki. Dibandingkan dengan jalur lain, jalur Palutungan misalnya, jalur Linggarjati ini lebih curam dan sulit, dengan kemiringan sampai 70 derajat. Di jalur ini air hanya terdapat di Cibunar.
Dari Desa Linggarjati berjalan lurus, kurang lebih 1/2 jam, mengikuti jalan desa melewati hutan pinus, kita akan sampai di Cibunar (750 m.dpl). Disini kita menjumpai jalan bercabang, ke arah kiri menuju sumber air dan lurus ke arah puncak. Kalau tidak bermalam di Desa Linggarjati, kita bisa berkemah di Cibunar ini.
Persediaan air hendaknya dipersiapkan disini untuk perjalanan pulang pergi, karena setelah ini tidak ada lagi mata air. Dari Cibunar, kita mulai mendaki melewati perladangan dan hutan Pinus, dan kita akan melewati Leuweung Datar (1.285 m.dpl), Condang Amis (1.350 m.dpl), dan Blok Kuburan Kuda (1.580 m.dpl), disini kita dapat mendirikan tenda. Dari Cibunar sampai ke Blok Kuburan Kuda dibutuhkan waktu kira-kira 3 jam.
Jalur akan semakin curam dan kita akan melewati Pengalap (1.790 m.dpl) dan Tanjakan Binbin (1.920 m.dpl) dimana kita bisa temui pohon-pohon palem merah. Selanjutnya kita lewati Tanjakan Seruni (2.080 m.dpl), dan Bapa Tere (2.200 m.dpl), kemudian kita sampai di Batu Lingga (2.400m.dpl), dimana terdapat sebuah batu cukup besar ditengah jalur. Menurut cerita rakyat, dasar kawah Gunung Ciremai sama tingginya dengan Batu Lingga ini. Perjalanan dari Kuburan Kuda sampai ke Batu Lingga ini memakan waktu sekitar 3 - 4 jam. Di beberapa pos, kita dapat jumpai nama tempat tersebut, walaupun kadang kurang jelas karena dirusak. Dari Batu Lingga kita akan melewati Sangga Buana Bawah (2.545 m.dpl) dan Sangga Buana Atas (2.665 m.dpl), mulai di jalur ini kita bisa memandang kearah pantai Cirebon. Burungburung juga akan lebih mudah kita jumpai di daerah ini, dan selanjutnya kita akan sampai di Pengasinan (2.860 m dpl), yang dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari Batu Lingga. Di sekitar Pengasinan ini akan dijumpai Edelweis Jawa (Bunga Salju) yang langka itu, namun dari waktu ke waktu semakin berkurang populasinya. Dari Pengasinan menuju puncak Sunan Telaga atau Sunan Cirebon (3.078 m.dpl) masih dibutuhkan waktu sekitar 0,5 jam lagi, dengan melewati jalur yang berbatu-batu.
Dari puncak, akan kita saksikan pemandangan kawah-kawah Gunung Ciremai yang fantastis. Bila cuaca cerah kita juga dapat menikmati panorama yang menarik ke arah kota Cirebon, Majalengka, Bandung, Laut Jawa, Gunung Slamet dan gunung-gunung di Jawa Barat. Pemandangan lebih menarik akan kita jumpai pada waktu matahari terbit dari arah Laut Jawa. Suhu di puncak bisa mencapai 8 -13 C. Dari puncak ke arah kanan kita bisa menuju ke kawah belerang yang ditempuh dalam 1,5 jam perjalanan. Untuk mengitari puncak dan kawah-kawahnya, diperlukan waktu 2,5 jam.
Dari Puncak kearah kiri 15 - 20 menit perjalanan, kita akan jumpai 3 buah cerukan, yang posisinya lebih rendah dari puncak dinding kawah, tempat yang cukup nyaman untuk bermalam dan berlindung dari tiupan angin kencang dari arah kawah.
Perjalanan mendaki puncak Gunung Ciremai rata-rata membutuhkan waktu 8-11 jam dan 5-6 jam untuk turun, dengan demikian kita harus mendirikan tenda di perjalanan. Karena itu perlengkapan tidur (sleeping bag, tenda dsb.), dan perlengkapan masa adalah suatu keharusan.
Pendakian pada musim kemarau cukup menyenangkan karena cuaca lebih bersahabat, dan kondisi medan tidak terlalu licin, serta pemandangan lebih cerah.
Jalur Palutungan
Jalur Palutungan tidak terlalu curam seperti jalur Linggarjati, tetapi kita harus menambah waktu tempuh 2-3 jam. Dari Terminal Kuningan kita bisa langsung menuju Desa Palutungan yang jaraknya 9 km dengan Angkutan Pedesaan. Fasilitas telepon Interlokal terakhir tersedia di Kuningan. Di Palutungan hanya ada toko-toko kecil, maka sebaiknya keperluan logistik untuk bekal pendakian dipenuhi di Kuningan. Di Desa Palutungan terdapat areal perkemahan yang bernama Bumi Perkemahan Erpah, perjalanan hanya membutuhkan waktu 10 menit, dan setiap hari libur banyak pengunjung berwisata di tempat ini. Persedian air untuk pendakian sebaiknya disiapkan di desa ini dan untuk menginap.
Dari Palutungan pendakian kita teruskan melalui Cigowong Girang (1.450 m.dpl), selama 3 jam perjalanan, dimana terdapat sebuah sungai kecil yang lebarnya ± 1 - 1,5 m. Disini kita bisa menambah persediaan air dan mendirikan tenda di tempat ini, walaupun tempatnya kurang memadai dan suhu sudah cukup dingin. Selanjutnya kita akan memasuki hutan dan melalui Blok Kuta (1.690 m.dpl) dan Blok Pangguyungan Badak (1.790 m.dpl).
Dari Tegal Jumuju perjalanan kita teruskan menuju ke Sanghyang Rangkah, Selama 2 jam perjalanan. Di Sanghyang Rangkah menuju terdapat lokasi pemujaan yang sering di pergunakan oleh penduduk di sekitar lereng untuk upacara memohon keselamatan. Dari sini perjalanan kita teruskan menuju ke Gua Walet (2.925 m dpl), selama 4 jam perjalanan.
Gua walet merupakan bekas letusan yang berbentuk terowongan. Disini kita juga bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Esok harinya kita bisa menuju ke Tepi Kawah (3.056 m dpl) dan Langsung ke puncak, selam 3 jam perjalanan.
Pemanduan, Perijinan dan Keadaan Darurat
Jika ingin mendaki Gunung Ciremai kita dapat meminta ijin di PERHUTANI Kuningan dan Polisi setempat (POLSEK Kuningan), dengan alamat: PERHUTANI KPH Kuningan Jl. Siliwangi 43 Kuningan- Jawa Barat (Telp. 0232-81144). Kita juga harus mendapat Rekomendasi dari Dinas Sosial Politik (Ditsospol) Kabupaten Kuningan dan Ijin dari Kepolisian Resort Kuningan.
Bila kita mendaki lewat Desa Linggarjati, kita harus melapor ke petugas PERHUTANI, Pak Juned untuk perbaikan pondok pendaki. Pak Juned dapat memberi informasi tentang jalur pendakian Gunung Ciremai, juga bisa membantu mencarikan pemandu atau porter. Bila kita lewat jalur Apui kita melapor dahulu kepada PERHUTANI unit Apui.Untuk mencari Pemandu gunung dapat di cari di Apui. Bila terjadi keadaan darurat saat melakukan pendakian di Gunung Ciremai selain menghubungi aparat desa setempat,bisa juga menghubungi Organisasi Pencinta Alam, AKAR di Kuningan dan WANADRI di Bandung.
Perjalanan kita teruskan dengan melewati Blok Arban (2.030 m.dpl), kemudian Tanjakan Assoy (2.108 m.dpl). Di tempat ini kita bisa beristirahat sebelum melewati tanjakan yang cukup curam. Dari Cigowong Girang diperlukan waktu 4-5 jam menuju tempat ini. Selanjutnya kita akan melewati Blok Pesanggrahan (2.450 m.dpl) dan Blok Sanghyang Ropoh (2.590 m.dpl), kemudian kita akan sampai pada pertigaan (2.700 m.dpl) yang menuju ke Apui dan ke Kawah Gua Walet. Kira-kira 2 jam waktu tempuh dari Tanjakan Assoy ke pertigaan ini. Dari pertigaan kita menuju Kawah Gua Walet (2.925 m.dpl) dan ke puncak Sunan Cirebon, yang diperlukan waktu 1,5 jam perjalanan.
Jalur Maja (via Apui, Cipanas )
Untuk mencapai kampung Apui, Cipanas. Dari arah kota Cirebon naik bus menuju ke Majalengka, lalu dilanjutkan dengan naik minibus menuju ke Maja (556 m dpl). Setelah sampai di Maja kita turun dan naik lagi Angkutan Pedesaan menuju ke Desa Cipanas. Di Desa Cipanas kita akan menemui lahan bekas perkebunan Teh Argalingga yang sangat luas tapi sekrang telah berubah menjadi lahan sayur-sayuran. Di sini saat matahari tenggelam di ufuk barat pemandangannya sangat indah.
Dari desa Cipanas, perjalanan kita teruskan menuju ke kampung Apui (1.100 m dpl) dengan angkutan pedesaan. Setiba di kampung Apui kita mempersipakan kebutuhan air karena sepanjang jalur pendakian tidak terdapat mata air. Kampung Apui, Mayoritas penduduknya Sunda dan bermata pencaharian sebagai petani sayur-sayuran. Jalan masuk ke kampung ini banyak terdapat tanjakan - tanjakan dengan kemiringan hampir 70 derajat.
Awal pendakian dimulai melewati perladangan dan hutang produksi selam 3-4 jam kita akan sampai di Berod. Disini kita akan menemui pertigaan, kita ambil yang ke arah puncak). Setiba di Berod perjalanan kita teruskan menuju ke Simpang Lima (Perempatan Alur), perjalanan memakan waktu sekitar 0,5 jam dari Berod, lalu di teruskan menuju Tegal Mersawah. Di Tegal Mersawah perjalanan langsung kita teruskan menuju ke Pangguyangan Badak. Disini kita bisa beristirahat. Perjalanan kita teruskan 2 jam lagi kita akan sampai di Tegal Jumuju (2.520 m dpl). Dari Tegal Jumuju perjalanan kita teruskan menuju ke Sanghyang Rangkah, Selama 2 jam perjalanan. Di Sanghyang Rangkah menuju terdapat lokasi pemujaan yang sering di pergunakan oleh penduduk di sekitar lereng untuk upacara memohon keselamatan. Dari sini perjalanan kita teruskan menuju ke Gua Walet (2.925 m dpl), selama 4 jam perjalanan.
Gua walet merupakan bekas letusan yang berbentuk terowongan. Disini kita juga bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Esok harinya kita bisa menuju ke Tepi Kawah (3.056 m dpl) dan Langsung ke puncak, selam 3 jam perjalanan.
Pemanduan, Perijinan dan Keadaan Darurat
Jika ingin mendaki Gunung Ciremai kita dapat meminta ijin di PERHUTANI Kuningan dan Polisi setempat (POLSEK Kuningan), dengan alamat: PERHUTANI KPH Kuningan Jl. Siliwangi 43 Kuningan- Jawa Barat (Telp. 0232-81144). Kita juga harus mendapat Rekomendasi dari Dinas Sosial Politik (Ditsospol) Kabupaten Kuningan dan Ijin dari Kepolisian Resort Kuningan